Setiap Bunda yang habis melahirkan pasti memiliki memori rasa sakit tersendiri ketika melahirkan secara normal maupun sesar. Namun, ada beberapa Bunda yang sulit untuk melupakan memori tersebut sehingga menimbulkan trauma atau disebut Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD).
Apa saja yang membuat trauma dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk, simak di sini Bunda.
- Proses melahirkan yang lama dan menyakitkan
Rasa sakit akibat kontraksi selama proses melahirkan dengan durasi yang cukup lama, terkadang masih teringat dan menjadi trauma tersendiri bagi Bunda. Hal ini menyebabkan Bunda memiliki sedikit rasa takut untuk menambah anak, bahkan bisa mempengaruhi hubungan antara Bunda dan Si Kecil.
Cara mengatasi: Bunda pahami dulu, bahwa proses kehamilan dan melahirkan pasti menyakitkan. Akan tetapi, hal tersebut akan membuahkan hasil yang membahagiakan bagi Bunda secara pribadi. Bersyukurlah, bahwa Bunda adalah salah satu wanita beruntung yang diberi anugrah dan kepercayaan dari Tuhan. Coba carilah informasi dari berbagai sumber yang cocok mengenai cara mengurangi rasa sakit yang Bunda alami. Berdiskusi dan ikut forum adalah cara mudah untuk mendapatkan info bermanfaat loh.
2. Melahirkan secara sesar
Tidak sedikit Bunda yang diselimuti perasaan “gagal” menjadi Bunda seutuhnya bila melalui proses melahirkan secara sesar. Padahal proses melahirkan secara sesar seringkali terjadi karena kondisi darurat Bunda dan Si Kecil. Selain itu, rasa sakit pascamelahirkan dan pemulihan kondisi fisik membutuhkan waktu yang lebih lama daripada melahirkan normal membuat Bunda trauma.
Cara mengatasi: Bunda harus memahami bahwa tidak selalu melahirkan secara sesar akan berlanjut ke kehamilan dan proses melahirkan berikutnya. Bunda masih berkesempatan melahirkan secara normal meskipun sebelumnya pernah melalui proses sesar. Perbanyak informasi Bunda mengenai kehamilan dan proses melahirkan yang Bunda inginkan, serta jangan lupa untuk berkonsultasi dengan dokter.
3. Pelayanan rumah sakit yang kurang baik
Pelakuan kurang menyenangkan dari tenaga medis dan pelayanan rumah sakit yang kurang baik selama proses melahirkan bisa juga menjadi salah satu pemicu trauma.
Cara mengatasi: Sebelum melahirkan, perbanyak informasi mengenai rumah sakit yang bisa memenuhi atau menanggapi keinginan Bunda sehingga rasa nyaman dan kepuasan maksimal didapat Bunda selama proses melahirkan. Setiap rumah sakit pasti memiliki sistem pelayanan yang berbeda dan hal tersebut tergantung dengan kecocokan Bunda.
4. Bayi membutuhkan perawatan intensif setelah dilahirkan
Melahirkan Si Kecil dengan berat badan di bawah normal, cacat, meninggal, dan sebagainya bisa menimbulkan trauma. Banyak Bunda merasa khawatir dan takut jika Si Kecil tidak bisa hidup normal maupun tumbuh dengan baik seperti anak lainnya.
Cara mengatasi: Bunda bisa berkonsultasi secara intensif dengan dokter mengenai pengobatan yang tepat untuk Si Kecil. Berusaha ikhlas dan berdoa merupakan salah satu cara untuk bisa menenangkan pikiran. Dan yang paling penting, dukungan orang terdekat, tertutama suami atau orang tua, sangat penting untuk menenangkan hati dan memberikan motivasi secara psikis. Bunda juga dapat berbagi cerita dengan sesama Bunda yang pernah ataupun sedang mengalami hal serupa untuk saling menguatkan. Dan cobalah alihkan pikiran dan perhatian Bunda dengan berpikir positif serta melakukan sesuatu yang bermanfaat, seperti merajut pakaian hangat untuk dipakai Si Kecil.
5. Terganggu dengan mimpi buruk
Mimpi buruk mengenai pengalaman saat melahirkan sangat umum terjadi dalam 12 minggu pascamelahirkan. Mimpi buruk menandakan adanya suatu masalah yang belum terselesaikan di benak Bunda dan mimpi buruk memproses permasalahan itu secara lebih halus. Mimpi buruk dapat disebabkan oleh ingatan Bunda mengenai sakitnya melahirkan dan terganggunya waktu istirahat Bunda di malam hari karena Si Kecil yang terbangun.
Cara mengatasi: Bunda bisa melakukan relaksasi sebelum tidur sekitar 10-15 menit dengan melakukan latihan pernafasan ringan dan peregangan sederhana. Tarik nafas santai dan tenangkan pikiran sambil duduk bersila, kemudian rentangkan tangan dan bahu Bunda sambil digerakan secara perlahan. Selama peregangan, tarik nafas Bunda melalui hidung kemudian buang nafas melalui mulut perlahan-lahan. Cobalah berbagi tugas dengan Ayah atau anggota keluarga lain saat melakukan rileksasi. Apabila Bunda terus mengalami mimpi buruk setelah terjadi 12 minggu pascamelahirkan, segera konsultasi kepada psikolog ya, Bunda.
Trauma pasca melahirkan yang dialami setiap Bunda mungkin berbeda-beda. Namun, cara paling ampuh mengatasinya adalah dari dalam diri sendiri. Tetap berpikiran positif ya, Bunda!